Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan
Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah.
Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam
berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan
seorang kyai, bhiksu, dan pendeta.
Pendeta mengatakan, “Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami
memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak.” Si bhiksu menimpali, “Kami juga
dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak
kyai?” Lalu Pak Kyai menjawab, “Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti
pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
Tulisan ini sepenuhnya diambil dari http://cangkirgresik.blogspot.co.id/2010/11/kumpulan-humor-gus-dur.html
Kamis, 29 September 2016
Siapa Lebih Dekat dengan Tuhan
Posted by Gusdurian Lumajang on 00.23 in Guyonan Gusdur | Comments : 0
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar